Judul Film : Alangkah Lucunya (Negeri Ini)
Sutradara : Deddy Mizwar
Pemain : Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Raharjo, Jaja
Miharja, Ratu Tika, Asrul Dahlan, Tio
Pakusadewo.
Durasi : 115 Menit
Satu lagi film Indonesia yg berkualitas muncul pada
tahun ini.April tahun 2010, sebuah film yang mengangkat kondisi nyata anak
Indonesia sehari-hari. Menjadi suatu film yang berkualitas.
Film ini dimulai dengan menggambarkan seorang anak
muda, lulusan S1 Managemen yang bernama Muluk. Sebagai seorang yang baru saja
lulus kuliah, tentu saja Muluk berupaya mencari pekerjaan. Dengan bekal ijazah
yang dimiliki serta surat kabar yang memuat berbagai lowongan kerja, Muluk
keluar masuk berbagai perusahaan untuk melamar. Namun, semua lamaran tersebut
tidak membuahkan hasil. Juga pada saat melamar di perusahaan lain dan
ditawarkan untuk menjadi TKI, sebuah bayangan hukum cambuk TKI di Malaysia
segera menghinggapi pikiran Muluk yang langsung ditolak mentah-mentah.
Muluk, yang terus berkeliling mencari kerja akhirnya
melihat sekelompok anak yang melakukan aksi copet di sebuah pasar. Dengan geram
Muluk meringkus anak tersebut dan mengancam melaporkannya kepada polisi. Sebuah
pernyataan keluar dari Muluk saat itu, yaitu “Mengapa mencopet, kalau butuh
khan tinggal minta” yang dijawab dengan ringan oleh pencopet bernama Komet
dengan “saya pencopet, bukan peminta-minta.”
Jawaban yang mengagetkan ini menyebabkan Muluk tak
dapat berkata-kata dan melepaskan Komet, dan inilah yang menjadi awal pertemuan
dan perkenalan mereka.
Beberapa waktu kemudian, di sebuah warung, terjadi
pertemuan yang tidak disengaja antara Muluk dan Komet. Komet akhirnya membawa
Muluk ke markasnya dan memperkenalkan dengan Jarot yang menjadi pemimpin para
pencopet.
Perkenalan Muluk dan Jarot menghasilkan kesepakatan
bahwa Muluk akan bekerja bersama para pencopet tersebut untuk mempraktekkan
ilmu manajemen yang dimiliki dengan mengelola keuangan mereka. Ini ditawarkan
oleh Muluk dengan imbalan 10% dari hasil copet mereka. Tujuan Muluk adalah agar
hasil copet mereka dapat dikelola secara profesional dan akhirnya dapat
dijadikan sebagai modal usaha agar tidak perlu menjadi pencopet lagi.
Banyak terjadi dialog yang cukup “segar” pada momen
ini dan kita sebagai penonton juga dapat menyaksikan pola dan cara-cara
pencopet ini melaksanakan aksinya.
Setelah beberapa lama, Muluk beranggapan bahwa
anak-anak ini juga butuh pendidikan, dan untuk mengajar mereka, Muluk meminta
bantuan Samsul, seorang Sarjana Pendidikan pengangguran yang sehari-hari hanya
bermain kartu saja.
Awal Samsul mengajar menampilkan hal-hal yang
menggelikan sekaligus memprihatinkan. Anak-anak pencopet ini sama sekali belum
pernah tersentuh pendidikan sebelumnya. Bahkan, karena tidak dapat membaca.
Selain itu, Samsul mengalami kesulitan saat menjelaskan mengapa mereka sampai
membutuhkan pendidikan.
Sebuah
permasalahan terjadi ketika ayah Muluk bertanya tentang pekerjaannya . Dengan
terpaksa Muluk berbohong kepada ayahnya bahwa pekerjaannya adalah di bagian
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Akhirnya, permasalahan tiba. Pak Makbul ayah Muluk,
Haji Rahmat ayah Pipit, dan Haji Sarbini calon mertua Muluk bersikeras hendak
melihat tempat kerja Pipit, Muluk dan Samsul. Mereka amat terkejut sewaktu
mengetahui bahwa anak-anak mereka rupanya bekerja untuk para pencopet dan yang
lebih menyakitkan hati mereka, bahwa makanan yang selama ini mereka makan
berasal dari uang hasil copet
Pertentangan batin yang hebat terjadi di hati mereka
yang juga mempengaruhi Muluk, Pipit, dan Samsul. Hal ini menyebabkan ketiganya
berhenti mengajar. Disinilah ritme film ini mulai terasa berat dan menyesakkan
dada.
Pilihan yang amat berat yaitu mengajar anak-anak
pencopet itu agar dapat mandiri dan meninggalkan dunia copet mereka namun
memperoleh uang hasil copet yang haram, atau meninggalkan mereka dan tidak
berbuat apa-apa.
Berhasilkah
mereka mengubah anak-anak pencopet ini ?
Silakan Menyaksikan Film ini . . .
Bgs sekali film-nya
BalasHapusbagus sih bagus tp ak g ikut nonton bareng kae
BalasHapus